• facebook
  • twitter
  • linkin
  • flickr
  • myspace

Surat Untuk Kakakku

Posted by on | | 0 komentar

Assalamu'alaikum.

salam untukmu dari pojok jakarta.

Kakak yang cantik, sholehah, pintar & baik apa kabar?

ku harap kau baik-baik saja di sana.

ka,mungkin aku termasuk orang yg cuek yg gak pandai berkomunikasi & jarang menghubungimu.

Mungkin aku juga bukan adik yg baik, gak pernah memperhatikan atau ngasih barang-barang mahal seperti yg kakak lakuin.

Tapi aku selalu mendo'akan kakak,

sungguh...

ka,

terima kasih buat semua cinta & kasihmu.

terima kasih telah kau ajarkan arti kedewasaan padaku,

namun maafkan aku kalau aku harus menangis lagi hari ini,

ku menangis karena belum mengerti apa itu kedewasaan.

Dalam surat ini, aku tak bisa banyak menulis,

mungkin lain kali.

dari tulisanku yang singkat ini,

aku hanya ingin berdoa.

"TUHAN,

JELMAKAN MEREKA JADI PRIBADI LUAR BIASA YANG MELAMPAUI ADIK-ADIKNYA,

MENGADOPSI SEGALA KELEBIHAN ORANGTUANYA,

JADI OBAT BUAT KEKURANGAN KELUARGANYA"

Amin...

Dari adikmu yang merindukan tatapan bangga...

Wassalam...

Ibu, hanya kau yang kumiliki.

Posted by on | | 0 komentar

Sorak sorai keramaian di sekolah, riuh siswa dan siswi kelas 3 SMA yang baru saja mendapat selembar kertas yang bertulisa “LULUS”, begitu gembiranya mereka. Termasuk aku yang baru saja dinyatakan lulus SMA,sama seperti mereka.

Ku tidak seperti teman-teman yang lain. Merayakannya dengan corat-coret baju, jalan-jalan dsb. Hmmm...ku langsung pulang ke rumah, memberikan kabar gembira ini kepada ibu. yaa,ibu. Karna ayah sudah meninggal ketika aku duduk di kelas 1 SMA.

”Ibu....aku lulus SMA...aku lulus ibu...” begitu bersemangatnya aku memberi kabar gembira ini kepada ibuku.

Namun kenyataan berbeda dengan apa yang aku inginkan. Ku melihat ibuku tergeletak di lantai, entah apa yang terjadi dengan ibuku. Cepat-cepat ku bawa ke dokter, kata dokter ibuku terkena kanker darah stadium akhir.

”Oh...tidaaaaaaaaaaakkkkk....

Apa yang sedang kau rencanakan untukku Tuhan?”

Kumenanti kesadaran ibuku di rumah sakit.

”zis,azis..” suara ibuku lirih membelah keheningan.

”Iya bu,azis disni” jawabku menegarkan diri yang sedang rapuh.

”maafkan ibu nak”, ”maafkan apa bu”,”maafkan ibu tidak bisa membantumu untuk melanjutkan kuliah”.

Air mata tak bisa kubendung, ku hanya menganggukkan kepala. Bibir ini tak kuasa menahan semua yang terjadi.impian untuk melanjutkan kuliah sangat tipis, ayah sudah tidak ada. Ibu sedang sakit parah, dokter bilang umurnya tidak lama lagi.

Ku ciumi pipi ibuku, kupeluk erat tubuhnya,erat sekali. Kumenangis sejadi-jadinya dan berkata lirih ”aku sayang ibu, aku cinta ibu,hanya ibu yang aku punya.jangan tinggalkan azis bu”

20 september 2010

(kamar tercinta)